ON The Track Stick Tongkat Ajaib Karya Siswa SMK 2 Kudus Untuk Kaum Difabel
Diposting oleh : Abdul Kholiq Noor
Kategori: Artikel - Dibaca: 177 kali
Kudus, Jawa Tengah, smkn2kudus.com (2/5) Satu lagi yang patut dibanggakan dari Kudus. Kreativitas siswa SMK 2 Kudus menghasilkan sebuah karya yang memiliki manfaat bagi kaum difabel. Inovasi ini berbuah prestasi yang mendapatkan penghargaan kreativitas dan inovasi (krenova) tingkat Kabupaten Kudus tahun 2015.
Dimas Arfiantino dan Fatykhur Rahman dengan di bimbing oleh Tino Nafis Jurnalia, S.Pd adalah yang menciptakan alat sebagai pemandu jalan bagi tuna netra. Mereka menyebutnya dengan ”On The Track Stick”. Berbahan dasar aluminium yang dilengkapi sensor, akan mampu mendeteksi adanya benda berjarak kurang lebih 1,5 meter. Sensor ini bekerja pada tiga sisi, yaitu depan dan samping kanan serta kiri.
"BEEP" bunyi tersebut keluar dari tongkat sepanjang sekitar satu meter. Tongkat yang diberi nama On The Track Stick itu didesain berbunyi jika ada benda atau penghalang berjarak kurang lebih 1,5 meter. Bukan hanya penghalang dari sisi depan. Jika ada penghalang dari sisi samping, tongkat pun berbunyi. "Kami pasang sensor di sisi depan dan samping kanan dan kiri tongkat. Sensor tersebut memancarkan gelombang ultra sonik yang dipantulkan dan diterima kembali dan data diolah kemudian menimbulkan bunyi," kata siswa SMK Negeri 2 Kudus, Dimas Arfiantino yang juga pembuat alat ini.
Sistem kerja alat ini dengan mengeluarkan ultra sonik yang meniru prinsip indera kelelawar. Ketika sistem yang tertanam di tongkat memancarkan gelombang, maka gelombang berjalan dengan kecepatan ultra ke arah depan.
Gelombang ini memiliki sifat dapat memantul jika menabrak benda dengan sifat padat. Pantulan gelombang tersebut akan diterima kembali oleh sistem. "Pantulan gelombang yang diterima akan diolah sebagai informasi logika oleh sistem mikro prosesor. Hasil pengolahannya atau output berupa berbunyi atau buzzer," kata Fatykhurrohman.
Ditemui saat istirahat sekolah, mereka mengaku bangga dengan prestasi ini, apalagi nilai manfaatnya sangat besar bagi penyandang keterbatasan fisik. Meski demikian, mereka akan terus mengembangkan kreativitasnya untuk pengembangan alat lain yang juga punya nilai manfaat bagi banyak orang.
Meski di awal pembuatan alat ini ada kesulitan, namun mereka tetap bersemangat hingga tercipta produk ini. Kendala utamanya pada komponen integrated circuit (IC) dan sensor untuk mendeteksi adanya benda. Semula, mereka memasang hanya satu sensor, yaitu di bagian depan saja, namun kini telah dikembangkan juga untuk samping.
Untuk membuat alat ini, mereka membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Dengan ide dasar untuk kepentingan sosial, mereka belum berpikir untuk ke arah bisnis. Hasil kreasinya sudah ada yang diserahkan kepada SMA Luar Biasa (LB) Sunan Muria Dawe, Kudus. Tentunya, mereka akan menciptakan dalam jumlah banyak untuk memberi manfaat secara lebih luas.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 2 Kudus Harto Sundoyo juga mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya ini. Menurutnya, sudah banyak prestasi yang ditorehkan siswa-siswinya sebelumnya. Prestasi krenova tahun ini memiliki kemanfaatan yang besar, apalagi dibutuhkan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan. Pihaknya akan memberikan dukungan terhadap pengembangan ke depan.
”Ini merupakan buah dari kegiatan ekstrakurikuler. Apabila siswa-siswi bersungguh-sungguh akan mampu menghasilkan prestasi yang hebat,” pungkas Harto. AKN/red
Isi Komentar :
Nama | : |
Komentar | |
(Masukkan 6 kode diatas) |
|