Computer Base Test (CBT) Mandiri SMK Negeri 2 Kudus
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Ujian Nasional - Dibaca: 24 kali
Mulai 4-7 April siswa kelas XII SMA/MA/SMK akan menjalani ujian nasional (UN). Ada yang baru dalam pelaksanaan ujian nasional 2015.
Ujian nasional tahun ini tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa. Ujian nasional hanya akan dijadikan pemetaan mutu pendidikan. Yang dipetakan meliputi layanan mutu sekolah, kepemimpinan sekolah, kompetensi guru, capaian siswa, dan daya dukung stakeholders. Sementara itu untuk kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya pada guru di sekolah.
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu langkah maju untuk mengatasi problem yang menyertai pelaksanaan ujian nasional. Problem paling serius adalah ketakjujuran yang seakan menjadi “anak kandung” ujian nasional.
Selama pelaksanaan ujian nasional, publik pun disuguhi pemberitaan mengenai kasus-kasus ketidakjujuran yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa. Dengan tidak lagi menjadi alat menentukan kelulusan, seharusnya siswa menjalani ujian nasional dengan tenang dan penuh kejujuran.
Perbedaan yang lain, ujian nasional 2015 akan dilaksanakan dalam dua model yakni paper based test (PBT) dan computer based test (CBT). Ujian nasional model PBT teknisnya sama dengan yang sudah terlaksana selama ini. Siswa mengerjakan soal ujian nasional secara manual melalui kertas jawaban yang tersedia. Sedangkan dalam ujian nasional CBT, siswa mengerjakan soal secara online di komputer.
Persoalan yang dihadapi sekolah umumnya karena tidak memiliki perangkat komputer sesuai standar. Apalagi komputer di sekolah harus terkoneksi jaringan internet. Ketentuan Puspendik mengharuskan sekolah menyiapkan komputer (PC) dengan rasio satu komputer untuk tiga siswa (1:3).
Standar komputer ditentukan karena ujian nasional CBT akan dilaksanakan sehari dalam tiga shif ; pagi, siang, dan sore. Sekolah juga harus menyiapkan genset untuk mengantisipasi listrik mati saat ujian nasional CBT. Dengan persyaratan tersebut, ujian nasional CBT hanya dapat dilaksanakan sekolah yang memiliki sarana prasarana memadai.
Puspendik menyarankan agar sekolah yang memiliki keterbatasan komputer menyewa sesuai kebutuhan. Tentu akan lebih baik jika sekolah membeli komputer baru. Tetapi, harus diakui bahwa sejak mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dieliminasi dari Kurikulum 2013, perhatian sekolah pada pengadaan komputer berkurang.
Bahkan banyak laboratorium komputer dialihfungsikan menjadi kelas. Untuk menyukseskan ujian nasional CBT pasti dibutuhkan program yang berkelanjutan. Termasuk program pengadaan sarana prasarana TIK. Bukan hanya itu, budaya “melek” teknologi informatika bagi guru dan siswa juga harus menjadi prioritas.
Sebaran lokasi sekolah jelas menghadirkan kesulitan tatkala ujian nasional dilakukan secara manual. Karena itu, terobosan Kemendikbud untuk melaksanakan ujian nasional CBT layak diapresiasi. Pasti banyak keuntungan yang diperoleh jika pada saatnya nanti semua sekolah melaksanakan ujian nasional CBT. Ujian nasional CBT pasti dapat menghemat anggaran.
Dapat dihitung, berapa banyak anggaran yang dihemat jika ujian nasional CBT diterapkan untuk semua sekolah. Itu belum termasuk penghematan anggaran yang biasa dialokasikan untuk percetakan soal, pengamanan soal oleh pihak kepolisian, pengiriman soal hingga ke sekolah, dan pengawasan ujian yang melibatkan pihak-pihak terkait.
Karena pelaksanaan ujian nasional 2015 tinggal menghitung hari, SMK Negeri 2 Kudus mematangkan persiapan teknisnya. Mulai dari diadakanya Try Out Mandiri yaitu dengan menggunakan Aplikasi CBT buatan SMK Negeri 2 Kudus sendiri.
Dengan memanfaatkan SDM di SMK Negeri 2 Kudus yang ada pada jurusan TKJ (Teknik Jaringan Komputer) Alhamdulillah aplikasi CBT Mandiri sukses di lounching kan dan bisa dipergunakan untuk persiapan Ujian Nasional (UNBK) April mendatang.
SMK Negeri 2 Kudus menyadari betul bahwa pelaksanaan ujian nasional merupakan bagian dari kehormatan (marwah) bangsa. Yang juga penting disiapkan adalah pelaksanaan ujian nasional CBT. Model ujian nasional online ini harus disiapkan dengan matang sehingga pada tahap rintisan ini ada success story .
Jika pada tahap rintisan ini banyak diwarnai kekurangan dalam pelaksanaannya, pasti akan menimbulkan pobia (rasa takut) terhadap TIK di kalangan siswa, guru, dan orang tua. Padahal jika dicermati, ujian nasional CBT pasti dapat menurunkan tingkat kecurangan dan menghemat biaya.
Ujian nasional CBT pada saatnya juga dapat menjadikan generasi masa depan bangsa berbudaya ICT. Untuk itu, SMK Negeri 2 Kudus memastikan tidak mengalami kendala yang bersifat teknis.
(*Redaksi: AK
0 Komentar :
Isi Komentar :
Nama | : |
Komentar | |
(Masukkan 6 kode diatas) |
|